Bau mulut bukanlah suatu penyakit. Bau napas tidak enak yang disebut juga halitosis ini bisa jadi merupakan gejala suatu penyakit. Meski begitu, bau mulut juga sering dialami orang sehat.
Bau mulut bukanlah suatu penyakit. Bau napas tidak enak yang disebut juga halitosis ini bisa jadi merupakan gejala suatu penyakit. Meski begitu, bau mulut juga sering dialami orang sehat.
Drg. Tri Budi Rahardjo, dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) mengatakan banyak faktor yang menyebabkan masalah bau mulut. Meskipun kebanyakan kasus bau mulut ini bersumber dari mulut, masalah ini dapat pula berasal dari luar mulut, seperti dari hidung, faring, paru-paru dan lambung.
Sebagian besar kasus bau mulut muncul karena keadaan di dalam rongga mulut. Normalnya, bau dari rongga mulut tidak tetap, tetapi berubah dari waktu ke waktu sepanjang hari dan tentu saja dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, keadaan perut lapar atau bahkan menstruasi.
Bau mulut akan terjadi pada seseorang yang sehat bila rongga mulut tidak melakukan aktivitas selama kira-kira 1-2 jam. Misalnya keadaan ini dapat timbul pada keadaan puasa, bangun tidur, orang yang menggunakan gigi palsu yang jarang atau tidak pernah dibersihkan.
Kurangnya Air Liur
Bau mulut dapat juga terjadi pada seseorang yang mempunyai jumlah air liur (saliva) yang kurang dari normal. Misalnya karena meminum obat-obatan yang dapat menekan produksi air liur, seseorang yang malas sikat gigi, pada orang yang keadaan perMukaan lidahnya kotor.
Mulut Tidak Bersih
Penyebab lainnya bisa akibat kebersihan mulut yang buruk. Area sisa-sisa makanan di dalam mulut yang dihasilkan akibat gigi yang malposisi (posisi gigi tidak benar), prosthetic (gigi palsu), maupun karies.
Volatile Sulfur Compound
Di dalam rongga mulut terdapat zat yang disebut volatile sulfur compound (VSC). Zat ini mengandung hidrogen sulfid, metil mercaptan, dan dimetil disulfid yang merupakan produk dari bakteri atau flora normal rongga mulut. Produksi volatile sulfur compound (VSC) dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti PH saliva, berkurangnya konsentrasi oksigen, populasi bakteri dan substrat yang tersedia untuk metabolisme bakteri.
Produksi VSC berhubungan dengan pergantian bakteri dari gram positif menjadi bakteri gram negatif yang diiringi dengan berkurangnya aliran saliva, berkurangnya karbohidrat yang tersedia, dan peningkatan PH jadi alkali. Pada orang yang menderita bau mulut, kadar VSC di dalam mulutnya mengalami peningkatan
Peradangan
Setiap reaksi peradangan yang menimbulkan kerusakan jaringan akan menimbulkan pengaruh pada peningkatan jumlah bakteri pembusuk. Gingivitis (peradangan pada gusi) dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan mulut akan meningkatkan proses pembusukan oleh bakteri. Hal terakhir sangat berpengaruh pada timbulnya bau mulut terutama pada kelompok usia lanjut.
Karies
Adanya gigi geligi yang karies (rusak atau berlubang) dapat menjadi salah satu sumber bau mulut. Lubang pada gigi tersebut dapat menjadi penyimpanan makanan yang berarti menjadi tempat kuman memperoleh media untuk proses pembusukan dan berkembang biak. Bau dari gigi berlubang ini secara langsung dapat dirasakan sendiri oleh individu yang bersangkutan.
Penyakit Periodontal
Demikian juga dengan penyakit periodontal termasuk tumpukan karang gigi terutama gingivitis, resesi gusi, sampai abses gusi jelas merupakan sumber bau mulut yang potensial. Penyakit periodontal biasanya disertai perdarahan, dan adanya darah merupakan media yang dibutuhkan oleh kuman untuk hidup dan berkembang biak, artinya populasi kuman mulut meningkat, maka proses pembusukan semakin cepat dan menjadi. Pembedahan di mulut, yang diiringi oleh pendarahan oral atau adanya kerusakan jaringan di mulut.
Akibat Penyakit Tertentu
Bau mulut juga disebabkan oleh adanya penyakit tertentu di luar organ mulut yang terjadi di dalam tubuh, seperti gangguan-gangguan pada organ pernapasan, lambung, usus, ginjal, maupun organ lainnya. Beberapa jenis penyakit yang membuat bau mulut, diantaranya; sinusitis kronik, faringitis, bronkus, abses paru, gagal ginjal, diabetes mellitus, karsinoma lambung, kanker kerongkongan, penyumbatan usus, dan masih banyak penyakit lainnya.
Perawatan
Untuk mengatasi bau mulut yang jelas mencari sumber penyebabnya dulu. Untuk mengatasi bau mulut karena karies dan penyakit periodontal tentunya dengan cara merawat kondisi tersebut sebaik mungkin sampai tuntas. Mungkin kadang-kadang diperlukan antiseptik kumur untuk membantu memelihara kebersihan mulut sekaligus mengendalikan populasi kuman.
Dalam perawatan bau mulut, hilangkan faktor-faktor yang menyebabkan akumulasi endapan makanan di dalam mulut. Untuk bau mulut yang disebabkan oleh faktor sistemik atau penyakit tertentu di luar mulut, berobatlah ke dokter spesialis yang berkaitan dengan penyakit Anda.
Tip Mencegah Bau Mulut
- Memelihara kesehatan gigi dan mulut. Asal rajin membersihkan gigi, seharusnya bau mulut tak datang.
- Gosok gigi setelah makan dan menjelang tidur.
- Membersihkan daerah antara 2 gigi, seperti menggunakan dentol floss (benang) untuk mengangkat sisa makanan yang menyelip di sela-sela gigi.
- Usahakan kumur-kumur dengan air putih sehabis makan.
- Gunakan obat kumur sehari secukupnya.
- Konsumsilah makan-makanan sehat dan hindari makanan yang mengeluarkan bau.
- Kontrol kesehatan gigi setiap 6 bulan sekali
- Mengganti sikat gigi bila bulunya sudah mekar, karena hal ini juga bisa mempengaruhi kesehatan gigi, dimana sisa-sisa makanan tidak bisadibersihkan lagi.
- Jangan merokok.
Sumber : Human medicine network
0 komentar:
Posting Komentar