Jumat, 14 Agustus 2009

Mengenal si Planet Merah


Mars adalah planet terdekat keempat dari Matahari. Lingkungan Mars lebih bersahabat bagi kehidupan dibandingkan keadaan Planet Venus. Namun begitu, keadaannya tidak cukup ideal untuk manusia. Suhu udara yang cukup rendah dan tekanan udara yang rendah, ditambah dengan komposisi udara yang sebagian besar karbondioksida, menyebabkan manusia harus menggunakan alat bantu pernafasan jika ingin tinggal di sana. Misi-misi ke planet merah ini, sampai penghujung abad ke-20, belum menemukan jejak kehidupan di sana, meskipun yang amat sederhana.

Planet ini memiliki 2 buah satelit, yaitu Phobos dan Deimos. Planet ini mengorbit selama 687 hari dalam mengelilingi matahari. Planet ini juga berotasi. Kala rotasinya 24,62 jam. Planet Mars disebut juga planet Merah karena memang terlihat bercahaya merah dari bumi. Warna merah tersebut disebabkan oleh karena permukaan planet Mars diselimuti debu merah karat.

Dibandingkan dengan bumi, ukuran Mars hanya separuh dari ukuran bumi. Tetapi Mars memiliki 2 satelit yaitu Phobos dan Deimos sedangkan bumi cuma satu.

Semula orang mengira ada kehidupan di Planet Mars. Untuk membuktikan dugaan ini, Amerika Serikat meluncurkan 2 pesawat Viking yang kemudian mendarat di Mars pada tahun 1976. Pesawat ini membawa contoh tanah dari Mars. Tetapi sayangnya dari hasil penelitian atas contoh tanah tersebut tidak ditemukan cukup bukti yang mendukung adanya kehidupan di Mars.

Lama rotasi Mars adalah 25 jam (bandingkan dengan bumi yang 24 jam) dan masa orbitalnya adalah 687 hari. Dalam mitologi Yunani, Mars identik dengan dewa perang, yaitu Aries, putra dari Zeus dan Hera.

Di planet Mars, terdapat sebuah fitur unik di daerah Cydonia Mensae. Fitur ini merupakan sebuah perbukitan yang bila dilihat dari atas nampak sebagai sebuah wajah manusia. Banyak orang yang menganggapnya sebagai sebuah bukti dari peradaban yang telah lama musnah di Mars, walaupun di masa kini, telah terbukti bahwa fitur tersebut hanyalah sebuah kenampakan alam biasa.

Mendekatnya planet Mars ke Bumi ternyata disambut penduduk dunia dengan suka cita. Warga Jakarta dan Bandung pun berduyun-duyun mengunjungi planetarium supaya bisa melihat lebih dekat si planet merah ini. Memang, mendekatnya Mars ke Bumi tidak setiap malam bisa terjadi. Kejadian ini hanya terjadi sekali dalam hampir 60 ribu tahun. Tapi tentu saja jangan mengharapkan bisa melihat Mars seperti layaknya bulan purnama tanpa bantuan teleskop yang andal. Dengan mata telanjang, planet Mars hanya dapat terlihat seperti bintang-bintang lainnya. Sinarnya lebih terang dan berwarna semu oranye kemerahan.

Lalu apa yang menyebabkan Mars begitu mempesona? Salah satu faktornya adalah karena Mars merupakan planet yang memiliki kondisi paling mirip dengan Bumi. Dulu sempat beredar spekulasi adanya kehidupan di planet ini, begitu juga dengan kemungkinan bagi manusia untuk menempatinya. Sejumlah satelit yang bertugas mengamati Mars telah memberikan banyak masukan melalui foto-foto yang telah diambilnya. Diantaranya yang paling spektakuler adalah adanya air di planet ini, walaupun dalam jumlah yang sedikit.

Penemuan lain memperlihatkan adanya sejumlah kawah dan gunung dengan jumlah banyak, yang merupakan hasil kegiatan vulkanik. Planet yang namanya diambil dari nama dewa perang Romawi ini memang memiliki banyak gunung dengan tinggi antara 6000 dan 7000 meter. Selain gunung dan kawah, di Mars juga terdapat gurun, lembah dan bebatuan cadas.

Sebagian besar permukaannya nampak sebagai padang pasir merah dengan awan kuning di atasnya. Inilah yang membuat Mars dijuluki si planet merah karena tampak seperti bintang kemerahan apabila dilihat dari permukaan Bumi. Atmosfer di Mars terdiri dari karbon dioksida dan sedikit sekali uap air, nitrogen dan argon. Sedang planetnya bernama Fobos dan Deimos.

Seperti halnya Bumi, Mars juga memiliki dua kutub di utara dan selatan. Kedua kutub tersebut kemungkinan berupa air beku atau karbon dioksida beku. Kutub yang sedang menjauhi Matahari, areanya akan bertambah. Sebaliknya, pada kutub yang menghadap ke arah Matahari akan mengalami musim panas. Cahaya Matahari yang memanaskan tudung kutub akan menyebabkan es karbon membentuk awan di atmosfer Mars. Perubahan di kutub ini menyebabkan Mars mengalami perubahan iklim yang dapat memicu terjadinya badai pasir.

Karena kondisi fisik Mars yang amat mirip dengan Bumi, tidak aneh kalau kemudian timbul spekulasi di antara ilmuwan adanya kehidupan di planet merah ini. Sudah banyak satelit yang diluncurkan manusia untuk mengamati lebih dekat kondisi Mars. Jumlah film Hollywood yang memakai latar belakang planet Mars juga tidak sedikit, walaupun kebanyakan tidak masuk akal. Ini semua membuktikan kalau Mars memang penuh pesona, dengan ada atau tidak adanya kehidupan seperti manusia Bumi di dalamnya.

Fenomena mendekatnya planet Mars ke Bumi memang tidak membuat perubahan signifikan dalam penampakannya di langit apabila dipandang tanpa teleskop. Tapi setidaknya dapat menumbuhkan minat manusia untuk mengenal lebih dekat lagi dengan planet yang terdekat dengan Bumi dalam sistem tata surya ini.

Sumber : http://id.wikipedia.org

0 komentar:

Posting Komentar

 

comment box

indahQmu blog's Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template