Anda hanya geleng-geleng kepala. Bahasa apa pula yang digunakan oleh remaja anda itu? Mereka kerap menamakannya bahasa gaul atau bahasa pertemanan yang mungkin hanya diketahui oleh mereka saja. Ada-ada saja memang perkembangan masa kini. Bahasa pun mulai melebarkan sayapnya tak tentu. Keluhuran bahasa ibu pertiwi tak lagi menjadi sesuatu yang diagungkan. Semakin nyeleneh, semakin luar biasa bagi remaja.
Kondisi ini tentu membuat kita prihatin. Lebih prihatin lagi mungkin bagi anda yang berprofesi sebagai guru bahasa di sekolah. Kemampuan berbahasa yang baik dan benar para remaja mulai berada di titik terendah baik dari segi kuantitas, terlebih kualitas. Sastrawan besar Indonesia, Taufik Ismail, sebelumnya seringkali mengingatkan bahwa kemampuan berbahasa merupakan kemampuan dasar dan krusial setiap bangsa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa berbahasa dengan santun. Bagaimana jadinya masyarakat Indonesia kedepan, jika kemampuan bahasa remaja seperti ini?
Gaya berbahasa berkaitan erat dengan bahan bacaannya. Kalau yang dibaca remaja selalu masalah-masalah percintaan yang beraliran gombalisme, maka tidak heran jika pikiran mereka pun tidak terbiasa dengan hal-hal lain yang sebenarnya sangat penting. Jika pikirannya hanya disibukkan oleh hal-hal semacam itu, maka jangan heran jika mereka cenderung menghindar dari pembicaraan-pembicaraan serius (dan tentu juga tulisan-tulisan yang serius).
Karenanya, sesering mungkin, anda mengingatkan remaja anda untuk memilah milah bacaan yang akan dikonsumsinya agar mereka mampu menjadi generasi masa depan yang mencintai bahasa negerinya.
Minggu, 02 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar